Revolusi TV digital indonesia memasuki babak baru. Setelah antara tahun 1997 - 1998 sobat tentu ingat dengan berpindahnya semua channel tv dari manual receiver ke DVBS. Pada saat itu semua pengguna tv parabola harus mengganti receivernya dengan receiver yang baru. Dan revolusi tersebut menyebabkan berakhirnya era manual receiver kemudian menjadi era tv digital. Tetapi perlu sobat ketahui bahwa type video yang di hasilkan dalam format MPEG2. Dan kabarnya sekarang ini akan berevolusi lagi ke MPEG4 dan HD. Waduh mesti beli lagi receiver baru? Ya iyalah...
Kabar baiknya adalah sobat akan menikmati kualitas gambar yang super jernih pada tv sobat dengan menggunakan receiver berformat MPEG4. Dan kabar buruknya yaitu sobat harus membeli receiver baru dan me ngucapkan selamat tinggal pada receiver yang lama.
Revolusi TV digital ini di awali oleh SCTV sebagai stasiun tv indonesia yang pertama menandai revolusi pada hari ini. Di beberapa wilayah ada teman juga mengabarkan bahwa trans corp juga sudah memindahkan format video mereka dari MPEG2 ke MPEG4. Tetapi ditempat pasnem hanya SCTV saja yang baru memulai.
Memang perkembangan TV digital di indonesia sangat cepat setelah peluncuran satelit PALAPA. Bahkan diberitakan bila indonesia memiliki channel tv terbanyak untuk wilayah asia tenggara. Dan Australia juga menikmati beberapa siaran tv indonesia. Wow.... Pantas saja bila ada perhelatan akbar seperti piala dunia maka saling berebut untuk mendapatkan izin resmi hak siarnya.
Sobat rencananya mau ganti receiver baru apa nih? Kalo pasnem lagi milih - milih yang tangguh, kalo bisa sih yang mudah trackingnya dan sinyalnya kuat. Hehehe.. Bila sobat ingin mengganti receiver mulai sekarang, maka pastikan tertera tulisan MPEG4 HD pada receiver yang akan sobat beli.
Untuk sobat yang belum ada dana membeli receiver baru, terpaksa pasang antena lagi..Hahaha biar tetap bisa nonton tv.
Selamat datang MPEG4 HD dan era digital yang baru....!! Sebaiknya sobat baca juga posting Bebas Dengan Batas yang menggambarkan kebebasan berekspresi di dunia maya dengan memperhatikan faktor hak asasi manusia.
Bila kalian menyukai artikel ini silahkan tinggalkan komentar.terima kasih atas kunjungannya.